Tinggal tiga belas hari lagi
UN untuk siswa SD dan hari ini sedang berlangsung UN
untuk kakak SMP selama 4 hari ungkap Kepala Sekolah SD Integral Hidayatullah
Depok, Ibu Reni biasa di sapa oleh siwa-siswinya pada apel pagi di halaman sekolah
berbasis tauhid tepatnya di depan gedung perpustakaan sekolah tersbut.
Dalam penyampaian amanat
sebagai pembina upacara 23 April 2012 ini beliau menambahkan dalam menghadapi
UN Kakak SD Kelas enam harus memperbaiki kualitas ibadah dan tetap belajar
dirumah dengan orang tua masing-masing maupun kakaknya. Kapan dan dimanapun
kalian berada wajib mendoakan keduanya yang tercermin sebagia anak yang sholeh. Pada saat menghadapi UN nanti harus memegang
teguh bersikap jujur, disiplin dan teliti buatlah orang tua bahagia oleh
prestasi kalian.
Terkait dengan hari kartini ,
kita mengenal Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara,
Jawa Tengah. Ia anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat
istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan
sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Ia dipingit sambil
menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal
tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak
durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran
dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan
ditemani Simbok (pembantunya).
Akhirnya membaca menjadi
kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar
dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang
dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini
tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih
menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia.
Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan
mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu
pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga
menulis surat kepada teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa
lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa
untuk belajar di negeri Belanda.
Pada tanggal 17 september
1904, Kartini meninggal dunia dalam usianya yang ke-25, setelah ia melahirkan
putra pertamanya. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon mengumpulkan dan
membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para
teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang
artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang” Minazh Zulumati Ilan Nuur Judul buku tersebut merupakan inspirasi
dari tafsir dari surah al-fatiah dan surah al-baqarah.
Selama ini Al-Fatihah gelap bagi saya. Saya tak
mengerti sedikitpun maknanya. Tetapi sejak hari ini ia menjadi
terang-benderang sampai kepada makna tersiratnya, sebab Romo Kyai telah
menerangkannya dalam bahasa Jawa yang saya pahami.”.
Saat ini mudah-mudahan di Indonesia akan terlahir kembali
Kartini-kartini lain yang mau berjuang demi kepentingan orang banyak. Di era saat
ini wanita dan pria negeri ini sudah memperoleh berbagai kebebasan salah satunya
dalam menuntut ilmu. Inilah yang patut
kita syukuri bersama** Mohammad Khomaini
0 komentar:
Posting Komentar