Senin, 23 April 2012

Minazh Zulumati Ilan Nuur


Tinggal tiga belas hari lagi UN untuk  siswa SD dan hari ini sedang berlangsung UN untuk kakak SMP selama 4 hari ungkap Kepala Sekolah SD Integral Hidayatullah Depok, Ibu Reni biasa di sapa oleh siwa-siswinya pada apel pagi di halaman sekolah berbasis tauhid tepatnya di depan gedung perpustakaan sekolah tersbut.

Dalam penyampaian amanat sebagai pembina upacara 23 April 2012 ini beliau menambahkan dalam menghadapi UN Kakak SD Kelas enam harus memperbaiki kualitas ibadah dan tetap belajar dirumah dengan orang tua masing-masing maupun kakaknya. Kapan dan dimanapun kalian berada wajib mendoakan keduanya yang tercermin sebagia anak yang sholeh. Pada saat menghadapi UN nanti harus memegang teguh bersikap jujur, disiplin dan teliti buatlah orang tua bahagia oleh prestasi kalian.

Terkait dengan hari kartini , kita mengenal Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Ia anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (pembantunya).

Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat kepada teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.

Pada tanggal 17 september 1904, Kartini meninggal dunia dalam usianya yang ke-25, setelah ia melahirkan putra pertamanya. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang” Minazh Zulumati Ilan Nuur Judul buku tersebut merupakan inspirasi dari tafsir dari surah al-fatiah dan surah al-baqarah.

Selama ini Al-Fatihah gelap bagi saya.  Saya tak mengerti sedikitpun maknanya. Tetapi sejak hari  ini ia menjadi terang-benderang sampai kepada makna tersiratnya,  sebab Romo Kyai telah menerangkannya dalam bahasa Jawa  yang saya pahami.”.

Saat ini mudah-mudahan di Indonesia akan terlahir kembali Kartini-kartini lain yang mau berjuang demi kepentingan orang banyak. Di era saat ini wanita dan pria negeri ini sudah memperoleh berbagai kebebasan salah satunya dalam  menuntut ilmu. Inilah yang patut kita syukuri bersama** Mohammad Khomaini

0 komentar:

Posting Komentar

Baca Juga!!!