This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 29 Juni 2012

Informasi Masuk Sekolah SMP-MA Integral Hidayatullah

Tampa terasa waktu masuk sekolah sudah semakin dekat, setelah libur cukup panjang usai melaksanakan UN baik siswa SD, SMP maupun tingkat SMA. Buat kamu yang sudah mendaftar dan mengambil formulir bersama orang tua pada sekolah unggulan integral berbasis tauhid Hidayatullah SMP-MA. Berikut ini kami informasikan penerimaan siswa baru.

 Daftar ulang pada tanggal 01-10 juli 2012

a. Kelengkapan adminstrasi
b. Mengembalikan formulir
c. Foto copy ijazah dilegalishir 2 lembar
d. Foto copy SKHUN dilegalishir 2 lembar
e. Pas foto 2x3 dan 3x4 masing-masing 3 l3mbar

Masuk Asrama 15 Juli 2012
 a. Tes kemampuan dasar siswa (PAI, Baca Al-Quran, praktek ibadah)
 b. Orientasi orang tua wali
 c. Membawa perlengkapan yang tertera pada panduan PSB
d. Siswa masuk Asrama setelah administrasi dan keuangan telah selesai

 Demikian informasi ini kami sampaikan semoga bermanfaat

Sekretariat: Jl. Raya Kalimulya Rt 01/05 Cilodong Kota Depok Pesantren Hidayatullah. Telp : 021-8790 9613 atau 0813 6655 4740, 081 7918 9568

Jumat, 22 Juni 2012

Menjadikan Al Qur’an Sebagai Sumber Peradaban


November lalu (29/11/2011) seusai Subuh, tim redaksi Buletin Pesantren Hidayatullah berkesempatan silaturahmi dengan salah satu dosen teladan STIE Hidayatullah, yaitu Prof. Suryanto. Ayah dari tiga anak ini menceritakan kesyukurannya yang mendalam bisa berkontribusi dalam proses pendidikan dan kaderisasi da’i di Hidayatullah. 

Berikut hasil wawancara kami dengan pria yang mendedikasikan hidupnya pada pengembangan da’i nusantara ini.

Bagaimana awalnya anda mengenal Hidayatullah ?
Awal saya mengenal Hidayatullah, bermula dari pertemanan saya dengan Dr. Abdul Mannan. Beliau merupakan teman akrab saya ketika kami dulu sama-sama belajar di kampus Borobudur.
Kami dulu sering berdiskusi dan bertukat pikiran mengenai hal-hal actual pada saat itu. Hingga pada akhirnya, beliau mengenalkan keberadaan Ormas Hidayatullah secara detail akan visi, misi dan tujuan Ormas Hidayatullah. 

Dari situlah saya mulai tertarik akan keberadaan ormas tersebut. Dan, pada akhirnya saya menawarkan diri untuk dapat berperan aktif di lembaga tersebut. Ternyata beliau menyambut hangat tawaran saya.
Akhirnya saya terlibat di salah satu lembaga pendidikannya, yakni pada Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Hidayatullah, pada saat itu. Dan sekarang sudah mengalami peralihan nama menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Hidayatullah Depok. 

Atas kehendak Allah SWT, hingga saat ini saya masih konsisten terhadap ormas Hidayatullah dalam mentransfer ilmu yang saya dapat kepada calon kader sarjana da’i muda Hidayatullah.

Apa yang membuat profesor tetarik mengajar mahasiswa di STIE Hidayatullah?
“Hidup bukan hanya di dunia saja, akan ada kehidupan setelahnya”. Dari renungan tersebut, saya merasa akan sangat merugi dan sia-sia, jika saya tidak berbuat untuk kehidupan yang akan datang. Kehidupan yang akan menjadi bukti akan aktifitas yang telah kita lakukan di dunia. 

Kita semua yang hidup di dunia ini akan dipanggil menghadapnya, mempertanggung jawabkan segala aktifitas yang telah kita lakukan di dunia. Hanya amal ibadalah yang akan menemani kita menghadapnya.
Setelah saya memahami akan tujuan Hidayatullah, saya merasa cocok dan tertarik untuk mengajar mahasiswanya. Ini semua saya dedikasikan untuk bekal di akhirat kelak. Sebagai lahan ibadah saya dalam mengisi aktifitas kehidupan yang hanya sesaat ini. 

Pernah suatu saat saya merasakan kondisi badan yang tidak sehat, dengan kondisi badan yang seperti itu, amatlah susah bagi saya untuk berangkat menuju ke kampus untuk bertatap muka dengan mahasiswa..
Karena STIE sudah saya anggap sebagai bagian dari hidup saya, sayang rasanya bila saya tidak bisa bertatap muka dengan mahasiswa di sana. Akhirnya, saya meminta bantuan istri untuk mengantarkan ke kampus STIE. Dengan penuh semangat, istri berkenan mengantarkan saya. Allah SWT, selalu memudahkan setiap niatan baik kita.

Calon sarjana da’i Hidayatullah ini merupakan putra-putra pilihan dari daerah masing-masing, dengan berbagai kultur yang berbeda pula. Apa yang prof rasakan ketika membimbing mereka belajar ?
Banyak sekali yang saya rasakan ketika saya mengajar calon mahasiswa da’i Hidayatullah. Benar, mereka dari berbagai daerah dengan kultur yang berbeda. Ini merupakan salah satu yang membuat saya tertarik berbagi ilmu dengan mereka. 

Saya akan sangat senang jika dikemudian hari ilmu yang saya sampaikan berguna di masyarakat. Dan hasil dari itu semua, Allah SWT selalu memberi kemudahan kepada saya dalam melaksanakan setiap aktifitas yang akan dilakukan. 

Kemudahan-kemudahan selalu menghampiri saya. Ini semua merupakan timbal balik yang diberikan Allah SWT. Dan dapat mensyukuri setiap apa yang diberikan-Nya merupakan anugerah bagi saya.

Konsistensi untuk berjuang itu sebuah harga yang mahal. Motivasi apa yang membuat anda konsisten memberi pengajaran pengetahuan kepada calon sarjana da’i muda ?  

Mencerdaskan da’i. Mereka adalah harapan ummat, keberadaan mereka selalu dinanti oleh puluhan juta warga Indonesia. Menanti akan adanya pemimpin yang memiliki jiwa revolusioner dalam mewujudkan kemaslahatan. Terjaganya akidah, tatanan masyarakat yang kondusif, pemulihan stabilitas ekonomi, dan dapat memberikan solusi lainnya dalam berbagai aspek kehidupan. 

Mereka adalah calon sarjana da’i yang harus mendapatkan bekal ilmu yang cukup. Sehingga masyarakat nyaman dengan keberadaan mereka kelak di tempat tugas masing-masing. Banyak di tanah air kita, lulusan sarjana yang kurang terakomodir. Setelah selesai kuliah, tidak sedikit dari mereka tidak tahu akan melakukan apa. Berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun hanya berada didalam rumah, tanpa menghasilkan karya nyata.

Seperti apa, harapan kedepan yang sangat profesor inginkan ?
Keberadaan ormas Islam yang dapat menentramkan dan memberi kemaslahatan bagi semua ummat manusia. Dan saya berharap, akan dapat diwujudkan oleh Ormas Hidayatullah, melalui sarjana da’i mudanya.
Apalagi sekarang, Ormas Hidayatullah sudah tersebar di seluruh nusantara, semoga hal tersebut dapat terrealisasi dengan baik. Dan mendapat dukungan dari semua lapisan masyarakat, pemerintah dan ormas-ormas Islam lainnya. 

Melalui lembaga dakwah ini, kita semua berharap akan terwujudnya tatanan kehidupan yang sesuai dengan apa yang telah di contohkan Rasulullah. Yakni penerapan nilai-nilai keislaman dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat.
Tentunya dalam mendidik mahasiswa ada hal-hal yang kurang berkenan. Apa suka duka professor dalam mendidik mahasiswa STIE?
Jujur, selama ini saya belum merasakan ada duka atau stigma negatif yang saya rasakan. Saya merasa nyaman setiap kali saya melangkahkan kaki di kampus yang memberi ketentraman ini. Setiap saya ada jadwal mengajar, saya selalu merasa ada sesuatu yang berbeda. Semangat mengawali setiap aktifitas dan berjalan dengan biak. Semua ini berkat do’a-do’a dari mahasiswa.

Pernah ketika beliau mengalami fluktuasi iman, ada hasrat untuk meninggalkan tanggung jawabnya sebagai dosen di STIE, akan tetapi ketika beliau beberapa hari menyengajakan diri tidak menghadiri pertemuan dengan mahasiswa, beliau mendapat teguran dari Allah SWT, mobil yang beliau kendarai menabrak dan mengalami cidera yang serius. Dari kejadian tersebut, beliau memuhasabah diri, bahwa apa yang telah dialami merupakan teguran langsung dari Allah SWT, karena melalaikan tugasnya sebagai khalifah. 

Profesor yang mengampu mata kuliah Ekonomi Mikro dan Makro ini selalu hadir pukul 06:00 pagi. Profesor yang telah sepuluh tahun berkontribusi di Hidayatullah ini bercita-cita bisa menyelenggarakan pendidikan Program Pascasarjana di kampus tersebut.

Cita-cita mulia ini akan implementasikan dalam waktu dekat ini dengan segera mengundang seluruh sarjana da’i muda yang sebelumnya telah melaksanakan tugas dakwah di daerah. Semoga niat besar Prof. Suryanto itu dikabulkan oleh Allah SWT, amin, ***Heru Susanto

Benturan Peradaban

Oleh: Dr. Abdul Mannan, MM
Ketua Badan Pembina PPH Depok

Ditinjau dari sisi bahasa peradaban merupakan terjemahan dari kata tamaddun atau hadhara. Hadhara bermakna hadir, eksis. Sementara tamaddun diambil dari kata madinah yang selanjutnya dapat dimaknai sebagai kehidupan yang mengacu pada konsep dan sistem kehidupan yang pernah diterapkan oleh rasulullah saw di Madinah pada 14 abad lalu. Jadi tamaddun sama artinya dengan visi membangun masyarakat madani.

Di kalangan akademisi, kajian peradaban cukup intens didiskusikan. Berbagai seminar, buku, paper, tentang peradaban pun ramai diselenggarakan dan diterbitkan. Peradaban pun hadir sebagai isu bersama, dimana setiap kelompok, bangsa, negara, termasuk juga pemeluk agama masing-masing memperkenalkan konsep peradabannya. Maka tidaklah keliru jika kemudian dikatakan bahwa ada yang namanya benturan peradaban.
Paska perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, seorang intelektual Barat, Samuel P. Huntington dalam sebuah tesisnya menyebutkan bahwa, akan muncul benturan peradaban (clash of civilization). Yaitu akan munculnya benturan yang terjadi antara kelompok penganut ideologi berbasis filsafat (kapitalisme) dan ideologi berbasis agama (Islam).

Pernyataan Hutington sebenarnya lumrah. Sebab secara historis benturan peradaban adalah satu hal yang pasti terjadi bahkan terus-menerus terjadi. Sebab peradaban merupakan manivestasi nilai dan keyakinan sebuah bangsa yang menjadi motor penggerak seluruh aktivitas kehidupan manusia, termasuk aktivitas ilmiahnya. Mulai dari wilayah sains hingga teknologi, juga termasuk mulai dari aspek agama hingga budaya. 

Nilai dan keyakinan yang selanjutnya menjadi faktor terpenting dari terbentuknya cara pandang seseorang (world view) menjadikan setiap kelompok, baik itu suku, agama, bangsa dan negara, memiliki standar nilai-nilai kebaikan dan keburukan sekaligus. Disinilah benturan sangat nyata terlihat dan tak dapat dihindari.
Bagi peradaban Barat misalnya, pergaulan bebas adalah satu kewajaran dan merupakan bagian dari dasar HAM yang tak boleh diganggu oleh siapapun, termasuk diatur oleh agama.

Sementara dalam Islam, pergaulan bebas adalah satu bentuk kemunkaran kepada Allah SWT. Bukti lain misalnya, tradisi menggunakan pakaian you can see di kalangan remaja putri hari ini, merupakan fakta ter-up date bahwa mayoritas remaja Muslim di negeri ini gagal mempertahankan identitasnya sebagai muslimah.
Pemandangan muslimah yang menanggalkan jilbab kemudian memilih baju ketat, dan sempit bukanlah fenomena biasa. Hal itu menunjukkan bahwa ada yang namanya benturan peradaban. 

Peradaban yang superior (tangguh, kokoh, kuat) akan mendominasi peradaban yang inferior (lemah tak berdaya). Kini ummat Islam berada dalam posisi inferior, marginal dan tak berdaya.

Zaman orang tua dulu, pacaran adalah haram. Kini pacaran adalah wajar bahkan dianggap sebagai kebutuhan.  Tidak sedikit orang tua yang gusar manakala anak gadisnya masih jomblo. Zaman dulu anak-anak masih punya motivasi untuk belajar al-Qur’an meski harus berjalan kaki sembari membawa obor. Kini, dengan fasilitas yang serba mudah, antusias tersebut justru kian memudar bahkan nyaris tak terlihat.

Situasinya menjadi sangat parah, tatkala anak-anak kita ternyata lebih akrab dengan bintang film daripada nabi Muhammad. Lebih mengenal profile pemain bola daripada sahabat nabi. Sementara itu, di kalangan ibu-ibu, khususnya mereka yang gandrung dengan sinetron dan gosip akan merelakan waktunya berlalu hanya untuk membahas artis kesukaannya. 

Bagi mereka al-Qur’an bukan lagi satu kitab yang perlu dibaca, apalagi dikaji. Tanpa sadar mereka telah meminggirkan spirit imannya dan dengan penuh kegembiraan menyalakan api kesia-siaan dalam dirinya.
Dengan demikian wawasan peradaban adalah wawasan yang mesti dipahami oleh seluruh umat Islam. Terlebih di tengah arus globalisasi yang benturan peradaban merupakan keniscayaan di dalamnya. Jangan sampai terjadi seorang Muslim justru berperilaku tidak semestinya seorang Muslim, hanya karena dirinya tidak sadar bahwa yang dilakukannya adalah keliru karena miskin ilmu.

Membangun Tradisi Ilmu
Menghadapi benturan peradaban kita tidak bisa menggunakan cara-cara frontal dan sporadis. Sebab manusia bertindak atas dasar keyakinan berikut ilmu dan pemahaman yang dimilikinya. Keyakinan manusia akan tumbuh kuat dan mengakar sangat didominasi oleh situasi perkembangan sosial di sekitarnya.

Apabila situasi sosial mendukung untuk tertanamnya nilai-nilai keimanan, ketauhidan dengan baik, maka akan lahir generasi yang cerdas, santun, dan berwawasan tauhidi. Namun sebaliknya, jika situasi sosial justru menghambat, bahkan menghancurkan benih keimanan dan ketauhidan, maka akan lahirlah generasi materialistis. Sebuah generasi yang memuja akal dan menegasikan wahyu. sebagaimana yang terjadi di Eropa, Amerika dan Australia dalam dua abad terakhir.

Ummat Islam hampir tak berdaya menghadapi gempuran peradaban Barat. Bahkan kini hampir seluruh disiplin keilmuan dalam Islam juga nyaris didominasi oleh kaum Orientalis. Menghadapi situasi ini maka tidak ada jalan lain kecuali dengan bersama-sama menumbuhkan kesadaran secara kolektif untuk mencintai ilmu sampai akhirnya lahirlah komunitas pencinta ilmu (learning community).

Ummat Islam akan memenangkan adanya benturan peradaban jika mereka memahami, meyakini, dan berupaya sungguh-sungguh untuk mengamalkan Islam secara kaffah (keseluruhan). Dimana situasi itu akan mewujud manakala tradisi ilmu berhasil dibentuk, ditumbuhkan dan terus-menerus dikembangkan sebagaimana telah ditauladankan oleh rasulullah saw. Baik tatkala masa dakwah 13 tahun di Makkah maupun masa 10 tahun di Madinah.

Ketika kita membuka lembar demi lembar sejarah peradaban Islam, sontak kita akan takjub dan terheran-heran. Bagaimana bisa ummat Islam mampu melahirkan sosok manusia-manusia yang berkualitas secara spiritual dan unggul secara intelektual. 

Ketangguhan dan kepeloporan sahabat nabi di medan jihad misalnya hadir dan mengkarakter dalam jiwa mereka karena diskusi intens yang dilakukan nabi di rumah sahabat Arqan bin Abi al-Arqam. Bahkan dalam penuturan Prof. Dr. MM Al-A’zami dalam bukunya The History of The Qur’anic Text, rasulullah saw memiliki tidak kurang 300 sekretaris pribadi yang khusus menuliskan ayat-ayat al-Qur’an.

Kita pun akan semakin terperangah tatkala melihat tujuh abad pertama perjalanan sejarah ummat Islam. Disana banyak sekali manusia-manusia unggul dalam segala bidang. Menariknya mereka yang unggul di bidang agama juga expert di bidang sains dan teknologi.

Sebut saja misalnya, Fakhruddin Al-Razi, seorang ulama yang pakar logika, matematika, filsafat, sastra dan juga ilmu-ilmu astronomi. Demikian pula halnya dengan ulama fenomenal, Imam Ghazali, beliau ternyata seorang sufi yang ahli filsafat, matematika, dan psikologi.

Pendek kata Islam akan bangkit dan memenangkan benturan peradaban manakala ummatnya kembali berupaya secara maksimal untuk membangun tradisi ilmu. Mencintai al-Qur’an dengan cara gemar membacanya, mentadabburinya, juga mentafakkurinya.

Apabila hal ini berhasil kita wujudkan, Insya Allah kedepan tidak akan ada generasi muda kita yang asing terhadap kitab sucinya, asing terhadap sejarah peradabannya. Dan, tentu dengan situasi tersebut akan lahir generasi Muslim yang kokoh aqidahnya, kuat ibadahnya, cerdas perangainya dan santun perbuatannya.
Jika ini terwujud, Insya Allah ummat Islam kembali akan mampu memimpin dunia dengan peradabannya yang unggul sebagaimana tujuh abad pertama sejarah peradaban Islam yang dipelopori oleh rasulullah saw. Wallahu a’lam.

Tanamkan Nilai


 “Abdullah bin Abbas berkata, suatu ketika saya berada dibelakang Rasulullah Saw lalu beliau berkata kepadaku: wahai anakku, aku akan mengajarimu beberapa pelajaran; jagalah Allah maka Allah juga akan menjagamu, jagalah Allah maka kamu akan mendapati-Nya disisimu, apabila engkau memohon maka mohonlah kepada Alla… (HR. Tirmidzi)
Mukaddimah
Abdullah bin Abbas adalah salah satu sahabat terkemuka Rasulullah Saw. Ketika beliau memasuki usia tamyiz, sekitar 6 hingga 7 tahun, dia tinggal di rumah Rasulullah. Hubungan antara keduanya seperti adik dan kakak yang saling mengasihi. Dia menyediakan air wudhu untuk Nabi SAW. Tak jarang, anak itu ikut sholat di belakang Rasulullah. Jika Rasul bepergian, dia berada di belakang.Ketika Rasulullah SAW wafat, dia baru berumur 13 tahun. Di usia ambang remaja, dia sudah menunjukkan kelebihan dengan kemampuan menghafal 1.660 hadist yang diterimanya langsung dari Nabi SAW.
Ibnu Abbas, demikian sapaan akrabnya, mengisahkan peristiwa yang selalu membekas dalam benaknya ketika bersama Nabi SAW. “Pada suatu ketika Rasulullah SAW hendak sholat, memberi isyarat kepadaku supaya berdiri di sampingnya, tapi, aku berdiri di belakang Beliau. Setelah selesai sholat, beliau menoleh kepadaku seraya bertanya, “Mengapa engkau tidak berdiri disampingku ?”. Ibnu Abbas menjawab, “Anda sangat tinggi dalam pandanganku dan sangat mulia untukku, bagaimana aku berdiri di samping Anda.” Maka Rasulullah menadahkan tangannya, lalu berdoa, “Ya Allah, berilah dia hikmah.” Allah memperkenankan doa Rasulullah tersebut. Dia memberi cucu Hasyim tersebut hikmah, melebihi hikmah para ahli hikmah yang besar.
Senantiasa memberi nilai
Rasulullah Saw adalah sosok guru yang selalu memanfaatkan waktu untuk memberi nilai (hikmah) kepada sahabat-sahabatnya. Bila ada yang harus beliau sampaikan maka beliau tidak akan menundanya walau ditengah malam. Salah satu kaidah fiqhiyah mengatakan ‘adamu ta’khiiril bayaan ‘indal haajah (nilai itu tidak boleh ditunda bila sudah harus disampaikan).
Hal inilah yang terlihat saat Ibnu Abbas bermalam dirumah beliau. Setelah melaksanakan sholat malam, Rasulullah Saw menggunakan waktu yang ada untuk memberi hikmah (nilai) kepada Ibnu Abbas. Ajaran inilah yang membekas dalam diri Ibnu Abbas dan dikenangnya sepanjang hayat.
Mengajarkan nilai kepada anak tidak harus dalam suasana serius sebagaimana asumsi orang-orang terdahulu. Sang anak duduk didepan orang tua, lalu terdengarlah untaian nasihat dari orang tua. Cara seperti ini bukan harus ditinggalkan, tapi orang tua harus kreatif dalam mengolah suasana agar nilai tetap tersampaikan meski hanya sedikit dan ringan. Makanya beberapa sahabat terdahulu tidak ingin berpanjang lebar dalam memberikan nasihat sebab khawatir akan muncul rasa bosan bagi pendengarnya.
Keteladanan
Salah satu sebab tajamnya loyalitas dan kecintaan para sahabat terhadap Rasulullah Saw adalah akhlak beliau yang dipandang agung. Keteladanan moral yang ditampilkan oleh Nabi Muhammad telah menjadi panduan hidup para sahabat yang pengaruhnya melebihi dari sekedar kata-kata.
Saat ini, banyak orang tua yang meremehkan peran keteladanan bagi anak-anak mereka. Dengan asumsi bahwa anak hanya membutuhkan buaian harta maka tidak sedikit orang tua yang royal memenuhi permintaan materi sang anak namun kikir dalam pendidikan moral.
Doa, doa dan doa
Salah satu kebiasaan para sahabat saat memiliki seorang bayi adalah membawanya kehadapan Rasulullah untuk didoakan. Mereka yakin bahwa doa orang yang memiliki keikhlasan dan iman yang tinggi akan berpengaruh terhadap karakter dan kehidupan sang bayi. 
 Doa orang tua –tidak diragukan lagi- sangatlah berperan dalam pembentukan karakter sang anak. Keikhlasan hati dan besarnya cinta orang tua, sanggup untuk mengundang ridha Allah untuk menuntun dan mencurahkan hidayah-Nya kedalam jiwa anak. olehnya itu, seyogyanya orang tua cerdas menangkap waktu dan tempat yang mustajabah agar doa untuk sang anak dapat dijawab secara cepat oleh Allah Swt. Allahu a’lam bis shawab.** Nasfi Arsyad, LC (Departemen Pendidikan yayasan pondok pesantren Hidayatullah Depok)

Sabtu, 16 Juni 2012

Info PSB dan Kegiatan SD Integral Hidayatullah

Alhadulillahirobbil 'alamin, segala puji hanya bagi Allah Robb semesta Alam, yang telah melimpahkan berbagi nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. semoga Bapak/Ibu dan segenap keluarga senantiasa dalam lindungan dan naungan Allah SWT.

Sehubungan dengan berakhirnya masa pembelajaran tahun ajaran 2011-2012, maka SD Integral Hidayatullah akan melakukan beberapa kegiatan sekolah, adapun kegiatan tersebut meliputi.
1. Orang Tua siswa kelas VI diharapkan kehadirannya pada hari sabtu, 16 Juni 2012 pukul 07.00 - 08.00 untuk mengetahui informasi kelulusan dan pembagian nilai UN di sekolah
2. Senin -Jumat, 18-22 Juni 2012 siswa kelas 1-6 latihan pentas, siswa pulang pukul 10.30
3. Sabtu, 23 Juni 2012 siswa kelas 1-6 gladi bersih pukul 13.00-15.00
4. Pelepasan siswa kelas 6 dan pentas seni akhir tahun ajaran 2012 pada ahad 24 Juni 2012 pada pukul 08.00-12.00
5. Pembagian rapot hari Ahad, 24 Juni 2012 pada pukul 13.00 sampai dengan selesai
6. Libur akhir tahun pada tanggal 25 Juni sampai 15 Juli 2012
7. Masuk tahun ajaran baru 2012/2013, 16 Juli 2012

Kemudian kami infokan juga kepada seluruh calon siswa baru Sekolah Menegah Pertama (SMP) Integral Hidayatullah dan Madrasah Aliah (MA) Integral Hidayatullah terakhir penerimaan siswa baru gelombang ke II tahun ajaran 2012-2013 pada tanggal 30 Juni 2012.
Daftar ulang tanggal 1 -10 Juli 2012 untuk melengkapi administrasi, pas foto warna ukuran 2x3 dan 3x4 masing masing 3 lembar, dan surat keterangan lulus dari sekolah yang bersangkutan.
Sedangkan masuk asrama pada tanggal 15 Juli dan tes kemampuan dasar PAI (Alquran dan ibadah) siswa pada tanggal 16 Juli.
Demikan info ini kami sampaikan. semoga Apa yang telah kita lakukan dicatat Allah sebagai amal ibadah disisi-Nya. Amin ya Robb.

(Adminypphd)

Minggu, 03 Juni 2012

STUDI BANDING SEKOLAH INKLUSI

Di pagi yang cukup cerah, Kamis, 17 Mei 2012, rombongan guru SD Integral Hidayatullah. Melakukan kunjungan ke SD Lentera Insan  sebanyak 30 orang. Kunjungan ini merupakan program studi banding sekolah SD Integral Hidayatullah ke sekolah inklusi yang diselenggarakan SD Lentera Insan yang beralamat di Komp. Permata Puri I Blok F8 No. 1A Radar AURI Depok.

Kunjungan ini mengunakan transportasi umum (angkot D 10) 2 angkot khusus untuk ibu-ibu sedangkan untuk guru laki-laki menggunakan 2 Sepeda motor. Sehingga mengundang perhatian orang yang di pingir jalan yang melihatnya. Kunjungan ini bertujuan untuk mengetahui bangaimana SD lentera melakukan pendidikan untuk anak Special Needs. Karena SD Integral sendiri sudah membantu beberapa siswa dengan kebutuhan khusus namun, para  guru masih sedikit mempunyai ilmu dalam hal tersebut. 

Meski demikian, SD Integral Hidayatullah bukanlah sekolah inklusi dan tidak dipersiapkan secara total, baik guru, kurikulum dan sarana-prasarana, untuk membantu anak-anak special needs. Yang diharapkan anak-anak special needs dapat  pengembangan terutama sisi sosial emosi. 

Dalam perbicangan antara pengurus yayasan Lentera Insan Fitriani  dan Kepala SD Integral Hidayatullah Reni Susilowati, mereka berkeinginan terjalinnya kerjasama dalam mempersiapkan anak didik mereka agar lebih siap terjun di dalam masyarakat.
Kepala SD dan psikolog Ibu Fitriani SD Lentera Insan, menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan keluarga besar SD Integral Hidayatullah. Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwasanya SD Lentera sudah 10 tahun ini telah turut membantu beberapa anak Special Needs. Dan setipa anak mempunyai kelebihan masing-masing, Tandasnya.

Dalam forum tanya jawab tersebut juga dikemukakan, bahwa pemilihan sekolah formal haruslah dengan rekomendasi dari sekolah utama anak special needs. Karena dengan adanya rekomendasi ini artinya anak telah siap bergabung dengan teman-teman barunya dan lebih memudahkan anak tersebut dalam proses pembelajaran, bersosialisasi dengan lingkungan baru dan aspek lainnya.

Pada akhir pertemuan, kedua pihak sekolah tersebut menyerahkan kenang-kenangan berupa plakat dan buku panduan untuk sekolah inklusi. Sebelum melanjutkan perjalanannya. Para guru SD Ingral Hidayatullah observasi ke kelas-kelas dan Tanya jawab kepada anak-anak special needs. ** Mohammad Khumaini

Baca Juga!!!