Ratusan Mahasiswa STIE melalui Gerakan Beli Indonesia' melakukan aksi simpatik di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (01/03). Gerakan Beli Indonesia tersebut merupakan gerakan sosialisasi kepada masyarakat untuk tetap berjualan dan membeli produk hasil karya bangsa sendiri agar perekonomian tetap dikuasai dan persaudaraan tetap terjalin sesama bangsa Indonesia.
Momen yang diambil bertepatan dengan peringatan Hari Serangan Umum 1 Maret. Para pemuda-pemudi aksi ini melibatkan semua pihak, mulai dari pengusaha, mahasiswa, pelajar, pegawai, buruh dan semua lapisan masyarakat. "Indonesia itu tidak bisa kita bangun sendiri. Karena bangunan Indonesia tersusun dari banyak aspek, mulai dari suku, agama, ras, golongan, budaya dan lain-lain.
Munculnya semangat Serangan Umum 1 Maret itu di Tanah Abang menurut Korlapnya Sodik menyusul maraknya produk luar negeri masuk ke Indonesia umumnya. Kemudian ingin mengembalikan sentimen semangat Merah Putih dan pola fikir rakyat Indonesia agar lebih bangga membeli produk Indonesia, mengutamakan membeli produk asli Indonesia.
Pasar tanah abang sebagai pasar terbesar di Asia Tengara sudah banyak masuk produk asing dan ini seperti tak terbendung. Kurangnya pengawasan dan marak aksi penyeludupan akan mematikan ekonomi lokal. Untuk itu gerakan beli Indonesia mengajak masyarakat agar mencintai produk Indonesia, membeli produk Indonesia walaupun mutunya kurang baik, tapi itu sangat berarti dan membantu produsen indonesia untuk tumbuh berkembang.
Munculnya semangat Serangan Umum 1 Maret itu di Tanah Abang menurut Korlapnya Sodik menyusul maraknya produk luar negeri masuk ke Indonesia umumnya. Kemudian ingin mengembalikan sentimen semangat Merah Putih dan pola fikir rakyat Indonesia agar lebih bangga membeli produk Indonesia, mengutamakan membeli produk asli Indonesia.
Pasar tanah abang sebagai pasar terbesar di Asia Tengara sudah banyak masuk produk asing dan ini seperti tak terbendung. Kurangnya pengawasan dan marak aksi penyeludupan akan mematikan ekonomi lokal. Untuk itu gerakan beli Indonesia mengajak masyarakat agar mencintai produk Indonesia, membeli produk Indonesia walaupun mutunya kurang baik, tapi itu sangat berarti dan membantu produsen indonesia untuk tumbuh berkembang.
Seperti yang telah diajarkan oleh Panglima Sudirman dan kawan-kawan, Beli Indonesia akan melakukan aksi serupa yang disebut dengan Serangan Umum Beli Indonesia 1 Maret 2012. "Ini adalah sebuah aksi edukasi kepada masyarakat kita apa yang harus dilakukan untuk membela negeri yang telah dikuasai asing saat ini," kata Ahmad Nur Sodik, Koordinasi Aksi. Menurut Sodik, aksi ini dilakukan dengan cara turun ke pasar-pasar atau sentra keramaian menemui pembeli dan penjual dan menjelaskan tentang pentingnya membela produk negeri sendiri. Dilakukan serentak di 7 kota di Jawa dan Sumatera; Jakarta, Surabaya, Jogjakarta, Bandung, Pekanbaru, dan Pekalongan.
Beberapa kota lain juga melakukan aksi yang sama. "Membela produk sendiri itu bermakna juga membela saudara sendiri, karena dengan begitu saudara kita memiliki penghasilan dan menghidupi karyawan yang bekerja membuat produk itu," jelas Sodik. Lebih dari itu, lanjut Sodik kita menumbuhkan ekonomi negeri sendiri dengan memulai dari membangun kehidupan ekonomi rakyatnya.
Aksi ini akan kita lakukan bersama-sama sebagaimana pendahulu kita dulu membangunnya," tegas Sodik. Ketika ditanya apakah gerakan ini akan berhasil, Sodik berkata, "Tidak ada yang lain di dalam hati ini kecuali keyakinan bahwa ini akan berhasil. Pak Dirman dulu juga tidak tahu bagaimana hasil dari serangan umum yang mereka lakukan, tetapi mereka terus dan tetap berjuang. Karena perjuangan itulah yang akan mengantarkan hasil," kata Sodik dengan penuh keyakinan. Indonesia saat ini, kata Sodik membutuhkan banyak pejuang. Siapa pejuang itu? "Temuilah mereka dalam jiwa-jiwa orang-orang seperti Soekarno, Hatta, KH. Ahmad Dahlan, KH, Hasyim Asyarie, Sudirman, Natsir, Agus Salim, AA. Maramis dan lain-lain yang mereka itu lebih banyak memikirkan negara, bangsa dan orang lain daripada memikirkan dirinya sendiri," Sodik mengakhiri. Mohammad Khomaini
Aksi ini akan kita lakukan bersama-sama sebagaimana pendahulu kita dulu membangunnya," tegas Sodik. Ketika ditanya apakah gerakan ini akan berhasil, Sodik berkata, "Tidak ada yang lain di dalam hati ini kecuali keyakinan bahwa ini akan berhasil. Pak Dirman dulu juga tidak tahu bagaimana hasil dari serangan umum yang mereka lakukan, tetapi mereka terus dan tetap berjuang. Karena perjuangan itulah yang akan mengantarkan hasil," kata Sodik dengan penuh keyakinan. Indonesia saat ini, kata Sodik membutuhkan banyak pejuang. Siapa pejuang itu? "Temuilah mereka dalam jiwa-jiwa orang-orang seperti Soekarno, Hatta, KH. Ahmad Dahlan, KH, Hasyim Asyarie, Sudirman, Natsir, Agus Salim, AA. Maramis dan lain-lain yang mereka itu lebih banyak memikirkan negara, bangsa dan orang lain daripada memikirkan dirinya sendiri," Sodik mengakhiri. Mohammad Khomaini
0 komentar:
Posting Komentar