Senin, 04 Oktober 2010

STIE Hidayatullah: Membangun Kader Leader Menyongsong Tegaknya Peradaban Islam


Hidayatullah Depok - Kampus STIE Hidayatullah Depok yang terletak di tengah-tengah Pesantren Hidayatullah Depok mendadak semarak. Pasalnya ratusan mahasiswa berpakaian rapi memenuhi masjid di pagi hari. Ya pagi itu (01/10/10), mereka akan mengikuti kuliah perdana bersama DR. Abdul Mannan, MM.
 

Kuliah perdana tahun ini mengambil tema “Menyiapkan Kader Leader Berwawasan Pembangunan Menyongsong Tegaknya Peradaban Islam”. Tema tersebut sungguh sangat menarik. Hal ini bisa dilihat dari suasana kuliah yang begitu semarak. Hal ini wajar, mengingat satu pekan sebelumnya, seluruh mahasiswa telah mengikuti berbagai macam kegiatan orientasi mahasiswa baru yang syarat dengan nilai-nilai edukasi dan ideologis.

DR. Abdul Mannan menegaskan bahwa upaya membangun kader bermental leader bukanlah pekerjaan ringan. Dibutuhkan kesiapan mental luar biasa secara spiritual untuk menyedot energi dari Allah SWT. Secara empiris, manusia dituntut untuk bekerja keras mewujudkan idealitas tersebut.

“Membangun kader leader ini tugas yang berat. Jika secara spiritual kita gagal meniru dan mengamalkan ajaran Nabi Muhammad saw maka kita akan kehilangan banyak energi dari Allah SWT. Jika ini berlangsung terus-menerus, maka jiwa kita akan rapuh dan sulit untuk selalu fokus dengan solusi."

“Pada saat yang sama kita juga tidak akan terdororng untuk melakukan satu perubahan besar dan cepat. Karena spiritual kita bermasalah. Bahkan problem spiritual ini akan berimbas pada kinerja kita di lapangan yang menyebabkan kita memaklumi berbagai kemalasan dalam diri kita sendiri,” tegasnya.

Guna mencegah hal tersebut setelah melalui tahapan dua tahun di kelas, maka seluruh mahasiswa akan ditempa di masyarakat dengan masjid sebagai basis kegiatannya. Di masjid itulah para mahasiswa diwajibkan turut serta berpikir dan berkontribusi mengurai masalah yang dihadapi umat Islam.

“Setelah dua tahun berjibaku dengan teori dan buku di kelas, tahun ke tiga seluruh mahasiswa wajib terjun bebas ke masyarakat dengan menjadikan masjid sebagai basisnya. Di sanalah nanti, mental mereka akan terbina, tidak saja mental tantangan yang begitu berat menuntut mereka untuk mampu memberikan asupan gizi yang optimal bagi kesehatan ruhaninya.

Dengan demikian, apabila mereka berhasil menyehatkan ruhaninya, maka upaya pembangunan umat Islam akan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, termasuk dalam mengurai berbagai macam problem yang dihadapi umat hari ini,” paparnya.

Menurut dosen yang dikenal on-time dan penuh semangat dalam segala hal ini, upaya dimaksud terinspirasi dari Qur’an Surah al-Taubah ayat 18.
“Konsep ini didasari atas inspirasi dari ayat 18 surat al-taubah. Bahwa sesungguhnya hanyalah orang-orang beriman itu adalah yang memakmurkan masjid, mendirikan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut selain kepada Allah SWT semata. Insyaallah, ini adalah upaya kita untuk mengamalkan ayat tersebut. Berbekal iman dan tawakkal kepada-Nya, insyaallah ke depan mahasiswa yang berhasil dalam program ini akan menjadi kader kebanggaan umat,” tutupnya dengan penuh optimisme. [Imam/pphdepok]

0 komentar:

Posting Komentar

Baca Juga!!!