Ujian Nasional (UN) tingkat sekolah dasar dan sederajat di Kota Depok diacungi dua jempol, karena dinilai berlangsung lancar dan tertib.
Penilaian tersebut disampaikan pejabat Dinas Pendidikan Jawa Barat seusai memantau pelaksanaan UN hari kedua di sejumlah sekolah dasar di Kota Depok.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Disdik Jabar) menilai, dua hari pelaksanaan ujian nasional (UN) Sekolah dasar (SD) di Kota Depok berjalan lancar, aman dan tertib.Termasuk pendistribusian lembar soal dan lembar jawaban komputer.
Dadang mengungkapkan, “penilaian lancar dan tertibnya pelaksanaan UN SD di Depok tak hanya didasarkan pantauan dirinya saja, melainkan atas laporan 12 anggota tim monitoring yang disebar di seluruh wilayah Depok”. “Tim monitoring juga melaporkan hal yang sama, ” ujarnya.
Gerakan kejujuran
Sementara itu Walikota Depok, Nur Mahmudi Ismail, mengajak masyarakat agar menjadikan Ujian Nasional sebagai momentum gerakan kejujuran nasional. "Untuk itu, sangat dibutuhkan dukungan dari orangtua, komite, guru, dan kepala sekolah, untuk memotivasi para siswa agar menerapkan kejujuran dan bersungguh-sungguh belajar," katanya.
Menurut Nur Mahmudi, nilai-nilai kejujuran sangatlah penting ditanamkan dan di nomor satukan dalam pelaksanaan ujian nasional, dan tentunya dalam segala hal.
Penilaian tersebut disampaikan pejabat Dinas Pendidikan Jawa Barat seusai memantau pelaksanaan UN hari kedua di sejumlah sekolah dasar di Kota Depok.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Disdik Jabar) menilai, dua hari pelaksanaan ujian nasional (UN) Sekolah dasar (SD) di Kota Depok berjalan lancar, aman dan tertib.Termasuk pendistribusian lembar soal dan lembar jawaban komputer.
Dadang mengungkapkan, “penilaian lancar dan tertibnya pelaksanaan UN SD di Depok tak hanya didasarkan pantauan dirinya saja, melainkan atas laporan 12 anggota tim monitoring yang disebar di seluruh wilayah Depok”. “Tim monitoring juga melaporkan hal yang sama, ” ujarnya.
Setelah berlangsung selama tiga hari, pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat sekolah dasar dan sederajat di Kota Depok resmi berakhir, kemarin 9/5/2012.
Tidak ada aksi corat-coret baju seragam sekolah ataupun aksi tak terpuji lainnya seperti tawuran, di hari terakhir UN tersebut. Semuanya berlangsung kondusif.
“Alhamdulillah tidak ada aksi coret-coret baju atau dinding dari awal berdirinya sekolah Dasar Integral Hidayatullah yang berlokasi di kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong. Anak-anak pulang ke rumahnya masing-masing. Mereka mematuhi imbauan yang kami sampaikan melalui orang tuanya, sebelum pelaksanaan UN,” ujar Kepala UPT Pendidikan TK/SD Cilodong, Use Supriadi, kemarin.
Menurut Use, pihak telah mengantisipasi terjadinya corat-coret baju yang umumnya dilakukan siswa setelah mengikuti UN. Use menegaskan, satu minggu sebelum pelaksanaan UN, seluruh kepala SD di wilayah Cilodong dikumpulkan untuk diberi pembekalan.
Kepala SD Integral Hidayatullah Reni Susilowati, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pendekatan personal kepada peserta UN. Dalam pendekatan tersebut beliau menjelaskan kemubadziran dalam penyemproton seragam. Lebih baik seragamnya diberikan kepada yang lebih membutuhkan ungkapnya. Tidak satu pun siswa yang kedapatan membawa alat semprot warna.
Melihat kegigihan siswa yang datang lebih awal pada UN tahun 2012 ini, Yuli wali kelas sekolah tersebut berharap semua anak didiknya menuai hasil maksimal. Sehingga lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. “Target kami siswa 19 peserta UN SD Integral Hidayatullah 100 persen lulus dengan nilai memuaskan,” tuturnya.
Secara keseluruhan, UN tingkat SD ini diikuti sebanyak 28.965 siswa. Jumlah tersebut terdiri dari 19.699 siswa SD Negeri, 4.338 siswa SD swasta, dan 4.919 siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Ada tiga mata pelajaran yang diujikan di UN SD tahun ini, yakni Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA. Masing-masing mata pelajaran memiliki standar nilai kelulusan UN berbeda. Untuk Bahasa Indonesia standar nilai kelulusannya adalah 5,00, Matematika 4,5, dan IPA 4,25.
Sementara itu Walikota Depok, Nur Mahmudi Ismail, mengajak masyarakat agar menjadikan Ujian Nasional sebagai momentum gerakan kejujuran nasional. "Untuk itu, sangat dibutuhkan dukungan dari orangtua, komite, guru, dan kepala sekolah, untuk memotivasi para siswa agar menerapkan kejujuran dan bersungguh-sungguh belajar," katanya.
Menurut Nur Mahmudi, nilai-nilai kejujuran sangatlah penting ditanamkan dan di nomor satukan dalam pelaksanaan ujian nasional, dan tentunya dalam segala hal.
Dikatakannya pula, jika ada siswa yang tidak lulus, maka angka ketidaklulusan jangan dikaitkan dengan reputasi jabatan, dan tidak boleh mengkorelasikan ketidaklulusan dengan jabatan kepala sekolah.
Redaksi : Mohammada Khomaini
Editor : Syukur Sudani Hulu